Profil Desa Wadunggetas
Ketahui informasi secara rinci Desa Wadunggetas mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Wadunggetas, Wonosari, Klaten. Mengupas tuntas potensi agraris, keunggulan sebagai pusat industri rambak kulit, serta menyajikan data demografi, tata kelola pemerintahan dan analisis posisi strategisnya sebagai desa di perbatasan kecamatan.
-
Posisi Geografis Unik
Terletak di ujung selatan Kecamatan Wonosari, Desa Wadunggetas memiliki posisi strategis sebagai "desa perbatasan" yang diapit langsung oleh wilayah Kecamatan Jogonalan di tiga sisinya.
-
Pusat Industri Rambak Kulit
Selain bertumpu pada pertanian, desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama industri rumahan kerupuk rambak kulit, yang menjadi motor penggerak ekonomi kreatif masyarakat.
-
Semangat Kewirausahaan Masyarakat
Warga Desa Wadunggetas memiliki etos kerja dan semangat wirausaha yang tinggi, tercermin dari banyaknya unit usaha mandiri yang menopang perekonomian desa secara signifikan.
Berlokasi di tepian selatan Kecamatan Wonosari, Desa Wadunggetas menampilkan karakteristik sebagai sebuah wilayah yang dinamis dan berdaya saing. Desa ini memiliki identitas ganda yang saling menguatkan: sebagai kawasan agraris yang produktif dan sebagai pusat industri rumahan kerupuk rambak kulit yang telah dikenal luas. Posisi geografisnya yang unik sebagai desa perbatasan memberikannya corak tersendiri dalam interaksi sosial dan ekonomi. Profil ini akan mengulas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Wadunggetas, mulai dari geografi, demografi, pemerintahan, hingga pilar ekonomi yang menjadi andalannya.
Geografi Strategis di Perbatasan Kecamatan
Desa Wadunggetas menempati posisi geografis yang unik di Kabupaten Klaten. Secara administratif, desa ini merupakan bagian dari Kecamatan Wonosari, namun letaknya berada di ujung paling selatan. Keunikannya terletak pada batas wilayahnya, di mana desa ini diapit oleh Kecamatan Jogonalan di tiga sisi. Luas wilayah Desa Wadunggetas tercatat sebesar 121,78 hektare, yang didominasi oleh lahan persawahan dan permukiman padat.
Secara rinci, batas-batas wilayah Desa Wadunggetas meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bulan, Kecamatan Wonosari. Sementara itu, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Jemawan (Kecamatan Jogonalan), di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Prawatan (Kecamatan Jogonalan), dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Bakungan (Kecamatan Jogonalan). Posisi sebagai "gerbang" antara dua kecamatan ini menjadikan Wadunggetas sebagai jalur perlintasan yang cukup ramai dan membuka peluang interaksi ekonomi yang lebih luas dengan wilayah di selatannya.
Struktur Demografi dan Sosial Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan mutakhir, Desa Wadunggetas dihuni oleh 2.546 jiwa, yang terdiri dari 1.258 penduduk laki-laki dan 1.288 penduduk perempuan. Seluruh penduduk tersebut tergabung dalam 856 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah yang relatif tidak terlalu besar, tingkat kepadatan penduduk di desa ini cukup tinggi, mencapai sekitar 2.090 jiwa per kilometer persegi, yang menandakan area permukiman yang berkembang pesat.
Komposisi mata pencaharian penduduknya sangat beragam, yang mencerminkan dinamika ekonominya. Meskipun sektor pertanian masih menjadi basis bagi sebagian warga, jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri pengolahan (khususnya rambak), perdagangan, dan jasa juga sangat signifikan. Keberagaman profesi ini menunjukkan bahwa Desa Wadunggetas telah bertransformasi dari desa agraris murni menjadi desa yang juga mengandalkan industri dan kewirausahaan sebagai penopang kehidupan warganya.
Penyelenggaraan Pemerintahan dan Layanan Publik
Aktivitas pemerintahan Desa Wadunggetas saat ini dipimpin oleh Bapak Gatot Sriyanto selaku Kepala Desa. Bersama jajaran perangkatnya, pemerintah desa bekerja untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Fokus utama pemerintahan meliputi administrasi kependudukan, pengelolaan pembangunan infrastruktur, serta program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Lembaga Badan Permusyawaratan Desa (BPD) memegang peranan vital sebagai mitra pemerintah desa. BPD berfungsi sebagai kanal aspirasi warga, memastikan setiap kebijakan yang diambil bersifat partisipatif dan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Sinergi yang baik antara eksekutif dan legislatif di tingkat desa ini menjadi fondasi bagi terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik.
Untuk fasilitas publik, Desa Wadunggetas telah dilengkapi dengan sarana pendidikan dasar berupa lembaga PAUD dan Sekolah Dasar. Di sektor kesehatan, layanan Posyandu secara rutin digelar untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Pemerintah desa juga secara berkala mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan desa, drainase, serta jaringan irigasi guna menunjang kelancaran aktivitas pertanian dan industri rumahan.
Motor Penggerak Ekonomi: Pertanian dan Industri Rambak
Perekonomian Desa Wadunggetas digerakkan oleh dua mesin utama: pertanian dan industri rambak kulit. Sebagai desa agraris, sektor pertanian tetap menjadi napas kehidupan yang menyediakan ketahanan pangan dan lapangan kerja. Lahan sawah yang terhampar di sebagian wilayah desa dikelola secara intensif untuk menghasilkan padi berkualitas.
Namun yang mengangkat profil ekonomi Desa Wadunggetas ke tingkat selanjutnya ialah keberadaannya sebagai salah satu pusat industri rambak kulit. Hampir di setiap sudut desa dapat ditemui aktivitas produksi kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau ini. Industri ini mayoritas berskala rumahan, namun secara kolektif mampu menciptakan perputaran ekonomi yang sangat besar. Proses produksi, mulai dari pembersihan kulit, perebusan, penjemuran, hingga penggorengan, menyerap banyak tenaga kerja dari lingkungan sekitar.
Pemerintah Desa, menurut Bapak Gatot Sriyanto, melihat industri ini sebagai aset ekonomi kreatif yang harus terus didukung dan dikembangkan. "Industri rambak merupakan warisan sekaligus masa depan ekonomi desa kami. Tugas kami ialah membantu para pelaku usaha, baik dalam hal perizinan, akses permodalan, maupun membuka jaringan pemasaran baru agar produk rambak Wadunggetas semakin dikenal," ujarnya.
Produk rambak dari Wadunggetas tidak hanya dipasarkan di wilayah Klaten, tetapi juga telah merambah ke berbagai kota besar di Jawa Tengah dan sekitarnya. Cita rasanya yang gurih dan renyah menjadikannya camilan yang banyak diminati.
Kehidupan Komunitas dan Semangat Wirausaha
Semangat wirausaha telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Desa Wadunggetas. Keberhasilan industri rambak yang dibangun dari skala kecil menunjukkan etos kerja, keuletan, dan kemampuan beradaptasi warga dalam melihat peluang ekonomi. Budaya ini menular dari satu generasi ke generasi berikutnya, menciptakan ekosistem kewirausahaan yang dinamis di tingkat desa.
Di luar aktivitas ekonomi, kehidupan sosial masyarakatnya tetap berjalan harmonis dengan menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan. Kegiatan kerja bakti, pengajian, dan tradisi sosial lainnya masih rutin dilaksanakan dan menjadi ajang untuk mempererat persaudaraan. Organisasi seperti PKK dan Karang Taruna juga aktif berkontribusi. Kelompok PKK banyak berperan dalam pemberdayaan perempuan, termasuk mendukung peran mereka dalam industri rumahan, sementara Karang Taruna menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi diri.
Tantangan dan Visi Pembangunan ke Depan
Tantangan utama yang dihadapi Desa Wadunggetas berkaitan erat dengan potensi utamanya. Bagi industri rambak, tantangan tersebut meliputi pengelolaan limbah produksi agar tidak mencemari lingkungan, menjaga stabilitas pasokan bahan baku kulit yang berkualitas, serta pentingnya standarisasi produk dan sertifikasi (seperti PIRT dan Halal) untuk menembus pasar modern. Selain itu, regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian juga menjadi perhatian agar lahan yang ada tetap produktif.
Visi pembangunan Desa Wadunggetas ke depan ialah memperkuat posisinya sebagai "Kampung Rambak" yang profesional dan ramah lingkungan. Hal ini dapat diwujudkan melalui pembentukan klaster atau koperasi bagi para pengrajin untuk memudahkan koordinasi, pengadaan bahan baku, dan pemasaran bersama. Peningkatan kualitas produk melalui inovasi kemasan dan branding juga menjadi kunci untuk meningkatkan nilai jual. Dengan dukungan teknologi digital, pemasaran produk rambak Wadunggetas dapat diperluas hingga ke pasar nasional melalui platform e-commerce.
Secara keseluruhan, Desa Wadunggetas merupakan contoh nyata sebuah desa yang mampu bertransformasi dengan mengoptimalkan potensi lokal. Perpaduan antara kekuatan agraris dan kreativitas industri menjadikan desa ini sebagai entitas ekonomi yang tangguh dan siap bersaing di masa depan.Tentu, saya akan melanjutkan serial profil desa dengan menyajikan ulasan lengkap mengenai Desa Wadunggetas, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, sesuai dengan standar dan gaya jurnalistik yang telah diterapkan.
Deskripsi Singkat
Profil Desa Wadunggetas, Wonosari, Klaten. Mengupas tuntas potensi agraris, keunggulan sebagai pusat industri rambak kulit, serta menyajikan data demografi, tata kelola pemerintahan dan analisis posisi strategisnya sebagai desa di perbatasan kecamatan.
3 Poin Utama Desa Wadunggetas
Posisi Geografis Unik: Terletak di ujung selatan Kecamatan Wonosari, Desa Wadunggetas memiliki posisi strategis sebagai "desa perbatasan" yang diapit langsung oleh wilayah Kecamatan Jogonalan di tiga sisinya.
Pusat Industri Rambak Kulit: Selain bertumpu pada pertanian, desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama industri rumahan kerupuk rambak kulit, yang menjadi motor penggerak ekonomi kreatif masyarakat.
Semangat Kewirausahaan Masyarakat: Warga Desa Wadunggetas memiliki etos kerja dan semangat wirausaha yang tinggi, tercermin dari banyaknya unit usaha mandiri yang menopang perekonomian desa secara signifikan.
Wadunggetas Wonosari: Geliat Desa Perbatasan Berbasis Agraris dan Industri Rambak Kulit
Berlokasi di tepian selatan Kecamatan Wonosari, Desa Wadunggetas menampilkan karakteristik sebagai sebuah wilayah yang dinamis dan berdaya saing. Desa ini memiliki identitas ganda yang saling menguatkan: sebagai kawasan agraris yang produktif dan sebagai pusat industri rumahan kerupuk rambak kulit yang telah dikenal luas. Posisi geografisnya yang unik sebagai desa perbatasan memberikannya corak tersendiri dalam interaksi sosial dan ekonomi. Profil ini akan mengulas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Wadunggetas, mulai dari geografi, demografi, pemerintahan, hingga pilar ekonomi yang menjadi andalannya.
Geografi Strategis di Perbatasan Kecamatan
Desa Wadunggetas menempati posisi geografis yang unik di Kabupaten Klaten. Secara administratif, desa ini merupakan bagian dari Kecamatan Wonosari, namun letaknya berada di ujung paling selatan. Keunikannya terletak pada batas wilayahnya, di mana desa ini diapit oleh Kecamatan Jogonalan di tiga sisi. Luas wilayah Desa Wadunggetas tercatat sebesar 121,78 hektare, yang didominasi oleh lahan persawahan dan permukiman padat.
Secara rinci, batas-batas wilayah Desa Wadunggetas meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bulan, Kecamatan Wonosari. Sementara itu, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Jemawan (Kecamatan Jogonalan), di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Prawatan (Kecamatan Jogonalan), dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Bakungan (Kecamatan Jogonalan). Posisi sebagai "gerbang" antara dua kecamatan ini menjadikan Wadunggetas sebagai jalur perlintasan yang cukup ramai dan membuka peluang interaksi ekonomi yang lebih luas dengan wilayah di selatannya.
Struktur Demografi dan Sosial Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan mutakhir, Desa Wadunggetas dihuni oleh 2.546 jiwa, yang terdiri dari 1.258 penduduk laki-laki dan 1.288 penduduk perempuan. Seluruh penduduk tersebut tergabung dalam 856 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah yang relatif tidak terlalu besar, tingkat kepadatan penduduk di desa ini cukup tinggi, mencapai sekitar 2.090 jiwa per kilometer persegi, yang menandakan area permukiman yang berkembang pesat.
Komposisi mata pencaharian penduduknya sangat beragam, yang mencerminkan dinamika ekonominya. Meskipun sektor pertanian masih menjadi basis bagi sebagian warga, jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri pengolahan (khususnya rambak), perdagangan, dan jasa juga sangat signifikan. Keberagaman profesi ini menunjukkan bahwa Desa Wadunggetas telah bertransformasi dari desa agraris murni menjadi desa yang juga mengandalkan industri dan kewirausahaan sebagai penopang kehidupan warganya.
Penyelenggaraan Pemerintahan dan Layanan Publik
Aktivitas pemerintahan Desa Wadunggetas saat ini dipimpin oleh Bapak Gatot Sriyanto selaku Kepala Desa. Bersama jajaran perangkatnya, pemerintah desa bekerja untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Fokus utama pemerintahan meliputi administrasi kependudukan, pengelolaan pembangunan infrastruktur, serta program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Lembaga Badan Permusyawaratan Desa (BPD) memegang peranan vital sebagai mitra pemerintah desa. BPD berfungsi sebagai kanal aspirasi warga, memastikan setiap kebijakan yang diambil bersifat partisipatif dan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Sinergi yang baik antara eksekutif dan legislatif di tingkat desa ini menjadi fondasi bagi terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik.
Untuk fasilitas publik, Desa Wadunggetas telah dilengkapi dengan sarana pendidikan dasar berupa lembaga PAUD dan Sekolah Dasar. Di sektor kesehatan, layanan Posyandu secara rutin digelar untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Pemerintah desa juga secara berkala mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan desa, drainase, serta jaringan irigasi guna menunjang kelancaran aktivitas pertanian dan industri rumahan.
Motor Penggerak Ekonomi: Pertanian dan Industri Rambak
Perekonomian Desa Wadunggetas digerakkan oleh dua mesin utama: pertanian dan industri rambak kulit. Sebagai desa agraris, sektor pertanian tetap menjadi napas kehidupan yang menyediakan ketahanan pangan dan lapangan kerja. Lahan sawah yang terhampar di sebagian wilayah desa dikelola secara intensif untuk menghasilkan padi berkualitas.
Namun yang mengangkat profil ekonomi Desa Wadunggetas ke tingkat selanjutnya ialah keberadaannya sebagai salah satu pusat industri rambak kulit. Hampir di setiap sudut desa dapat ditemui aktivitas produksi kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau ini. Industri ini mayoritas berskala rumahan, namun secara kolektif mampu menciptakan perputaran ekonomi yang sangat besar. Proses produksi, mulai dari pembersihan kulit, perebusan, penjemuran, hingga penggorengan, menyerap banyak tenaga kerja dari lingkungan sekitar.
Pemerintah Desa, menurut Bapak Gatot Sriyanto, melihat industri ini sebagai aset ekonomi kreatif yang harus terus didukung dan dikembangkan. "Industri rambak merupakan warisan sekaligus masa depan ekonomi desa kami. Tugas kami ialah membantu para pelaku usaha, baik dalam hal perizinan, akses permodalan, maupun membuka jaringan pemasaran baru agar produk rambak Wadunggetas semakin dikenal," ujarnya.
Produk rambak dari Wadunggetas tidak hanya dipasarkan di wilayah Klaten, tetapi juga telah merambah ke berbagai kota besar di Jawa Tengah dan sekitarnya. Cita rasanya yang gurih dan renyah menjadikannya camilan yang banyak diminati.
Kehidupan Komunitas dan Semangat Wirausaha
Semangat wirausaha telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Desa Wadunggetas. Keberhasilan industri rambak yang dibangun dari skala kecil menunjukkan etos kerja, keuletan, dan kemampuan beradaptasi warga dalam melihat peluang ekonomi. Budaya ini menular dari satu generasi ke generasi berikutnya, menciptakan ekosistem kewirausahaan yang dinamis di tingkat desa.
Di luar aktivitas ekonomi, kehidupan sosial masyarakatnya tetap berjalan harmonis dengan menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan. Kegiatan kerja bakti, pengajian, dan tradisi sosial lainnya masih rutin dilaksanakan dan menjadi ajang untuk mempererat persaudaraan. Organisasi seperti PKK dan Karang Taruna juga aktif berkontribusi. Kelompok PKK banyak berperan dalam pemberdayaan perempuan, termasuk mendukung peran mereka dalam industri rumahan, sementara Karang Taruna menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi diri.
Tantangan dan Visi Pembangunan ke Depan
Tantangan utama yang dihadapi Desa Wadunggetas berkaitan erat dengan potensi utamanya. Bagi industri rambak, tantangan tersebut meliputi pengelolaan limbah produksi agar tidak mencemari lingkungan, menjaga stabilitas pasokan bahan baku kulit yang berkualitas, serta pentingnya standarisasi produk dan sertifikasi (seperti PIRT dan Halal) untuk menembus pasar modern. Selain itu, regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian juga menjadi perhatian agar lahan yang ada tetap produktif.
Visi pembangunan Desa Wadunggetas ke depan ialah memperkuat posisinya sebagai "Kampung Rambak" yang profesional dan ramah lingkungan. Hal ini dapat diwujudkan melalui pembentukan klaster atau koperasi bagi para pengrajin untuk memudahkan koordinasi, pengadaan bahan baku, dan pemasaran bersama. Peningkatan kualitas produk melalui inovasi kemasan dan branding juga menjadi kunci untuk meningkatkan nilai jual. Dengan dukungan teknologi digital, pemasaran produk rambak Wadunggetas dapat diperluas hingga ke pasar nasional melalui platform e-commerce.
Secara keseluruhan, Desa Wadunggetas merupakan contoh nyata sebuah desa yang mampu bertransformasi dengan mengoptimalkan potensi lokal. Perpaduan antara kekuatan agraris dan kreativitas industri menjadikan desa ini sebagai entitas ekonomi yang tangguh dan siap bersaing di masa depan.
